Lari Dikejar Pesawat

“Pandangan kami tertuju ke sebuah benda yang bergerak jauh di tengah runway. Benda berwarna orange itu bergerak mendekat, di belakangnya ada sebuah pesawat bermesin tunggal mengejarnya…”

Antara bulan April-Juli 2001, saya dan beberapa teman melaksanakan kerja praktek di Lanudal (Pangkalan Udara TNI-AL) Juanda, Surabaya (di Sidoarjo). Tinggal di mess/asrama militer milik TNI-AL, mau tak mau harus ikut kegiatan dan aturan yang berlaku di sana. Apel 2 kali sehari, senam di atas apron dengan helikopter mondar-mandir di atas, lari pagi, bersih-bersih pangkalan (korve), hingga olahraga bareng. Tak jarang kami juga mendapat hukuman ala militer, tapi dengan level di bawahnya :D. Untungnya, walaupun wajahnya garang-garang, bapak-bapak dan mas-mas tentara di sana sangat baik. Kadang kami dipinjami sepeda, motor, dikasi cemilan bahkan diajak ikut latihan terbang.

Beberapa bulan lalu saya menulis tentang pilot yang dipukul sama co-pilot. Kali ini dengan cerita yang sedikit berbeda, tapi masih ada hubungannya dengan pilot. Masih di tempat yang sama yaitu di Juanda, Sidoarjo, namun di waktu yang berbeda. Menjelang siang yang terik, seperti biasa saya dan teman-teman keluar bengkel mencari angin. Spot favorit kami ada di bawah pohon antara hanggar 1 dan shelter Skuadron 600. Yang pernah/sering singgah ke Juanda pasti pernah melihat hanggar ini. Letaknya di seberang runway terminal bandara Juanda yang sekarang. Nah yang ada tulisannya Pangkalan Udara (hanggar 1) dan TNI Angkatan Laut (hanggar 2).

Hangar 2 Lanudal Juanda, Surabaya (sumber: indoflyer.net)

Hanggar 2 Lanudal Juanda, Surabaya (sumber: indoflyer.net)

Di sana ada satu kursi panjang yang biasa dipakai para personel beristirahat. Selain teduh, kursi tersebut posisinya sangat strategis, Menghadap langsung ke apron (tempat parkir pesawat) dan di sebelah kiri depan ada hanggar (tempat menyimpan pesawat). Sementara di sebelah kanan ada runway (landasan pacu). Terminal baru yang digunakan sekarang di Bandara Juanda belum ada saat itu, letaknya di seberang runway. Sementara di belakang kursi, berdiri shelter (semacam garasi) yang diisi pesawat-pesawat Casa NC-212.

Shelter Skuadron 600. Nah, di bawah pohon di sebelah kanan sana tempat biasa kami nongkrong (sumber: indofler.net)

Shelter Skuadron 600. Nah, di bawah pohon di sebelah kanan sana tempat biasa kami nongkrong (sumber: indoflyer.net)

Tempat lain yang biasa kami datangi untuk istirahat adalah kantin. Letaknya di samping hanggar 2 sebelum kantor operasional (briefing sebelum terbang) dan di belakang shelter Skuadron 800 (Nomad/MPA). Di sana lebih ramai karena selain personel darat (ground crew), para pilot juga sering nongkrong. Kadang kami ditraktir minum juga. Minuman yang paling digemari adalah extrajoss susu dingin :D. Apalagi menjelang siang, kadang tidak dapat tempat duduk.

skadron800

Shelter Skuadron 800 (patroli maritim) yang diisi pesawat N-22/24 Nomad dan CN-235 MPA (sumber: indoflyer.net)

Menjelang siang memang biasanya kami keluar bengkel lebih awal. Selain mencari angin, kami bisa melihat pemandangan pesawat yang take-off maupun landing dari kursi tersebut. Tak jarang juga kami diajak ikut naik pesawat yang sedang latihan terbang (test flight). Latihan biasanya hanya mutar-mutar di atas Surabaya-Sidoarjo-Selat Madura. Namun siang itu aktivitas di apron sepi. Mungkin pesawat-pesawat yang latihan sudah terbang semua atau para personel pada nongkrong di kantin. Hanya saya dan teman-teman yang berada di luar hanggar.

Baru beberapa menit kami istirahat, tiba-tiba pandangan kami tertuju pada benda jauh yang bergerak dari arah jam 1 lewat 30 menit 15 detik #halah. Warnanya yang orange terang cukup kontras dengan sekitarnya, bergerak dari tengah-tengah runway di siang yang terik. Di belakangnya ada sebuah pesawat bermesin tunggal mengikutinya. Oh ternyata dia dikejar pesawat… LOH??

Benda berwarna orange tersebut adalah seragam yang sedang dikenakan siswa penerbang. Siswa-siswa penerbang ini adalah perwira-perwira muda dengan pangkat letnan dua. Mereka baru lulus dari pendidikan di Sekbang PSDP (Sekolah Penerbang Prajurit Sukarela Dinas Pendek). PSDP (dulu IDP) sendiri merupakan sekolah untuk mencetak penerbang-penerbang yang nantinya ditempatkan di TNI-AD, AL, AU dan Polri. Di sini mereka melakukan latihan transisi ke pesawat-pesawat yang akan mereka gunakan nantinya dalam bertugas di TNI-AL.

Siswa Penerbang PSDP

Siswa Penerbang PSDP dengan latar pesawat latih dasar AS-202 Bravo (Sumber: arif-nugrous.blogspot.com)

Terus kenapa siswanya lari dari tengah runway? Nah kemungkinan besar siswa tersebut melakukan kesalahan saat latihan. Sebagai hukumannya dia diturunkan di tengah runway, disuruh berlari ke apron sambil diikuti pesawat yang dikemudikan oleh sang instruktur. Bayangkan! Disuruh berlari dari tengah runway, di siang hari yang terik, diikuti pesawat yang di moncongnya terdapat baling-baling yang berputar… 😀 Lebih parah mana dengan dipukul di cockpit saat menerbangkan pesawat?

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.