Liburan ke Samalona bersama Angingmammiri
Dadakan. Yah ini rencana dadakan. Berawal dari keinginan untuk kembali ke laut *maksudnya berenang dan snorkeling* lagi. Pulau yang ingin dituju adalah Pulau Gusung yang terdekat dengan daratan Makassar. Ketika rencana ini dilempar di socmed, ternyata banyak tanggapan positif dalam artian ingin ikut meramaikan :D. Ternyata om Denun juga ingin ke Pulau Samalona yang notabene lebih keren walaupun lebih jauh. Jadilah lokasi tujuan dialihkan ke Pulau Samalona.
Dermaga Kayu Bangkoa, Minggu 9 Januari 2011, jam 07.00 wita jadi waktu & lokasi janjian. Seperti biasa, hampir semuanya datang terlambat. Jam 7.30 satu per satu peserta mulai berdatangan. Di dermaga kayu bangkoa, kita berkumpul di dekat markas Spermonde Dive Club yang dipimpin k Uchi, teman Denun. Dari beliau pula kita mendapatkan pinjaman 3 pasang alat snorkel.
Jam 8 lewat, dermaga mulai ramai dengan kapal2 yang mulai berdatangan dari pulau2 di sekitar makassar. Kami belum berangkat karena masih ada anggota rombongan yang belum datang. Akhirnya disepakati untuk membagi rombongan dalam 2 kloter. Kloter pertama berangkat duluan yang terdiri dari Denun&Ny, Mus&Ny, Made, Dentaq&Jr, dan Syam (7-1). Sementara kloter ke-2 baru berangkat setelah anggota rombongan lengkap. Kloter ke-2 terdiri dari Nanie, Vby, Unga+Papi+Becce, om Bisot+Ny+3 jr nya, faedal dan sy sendiri (8-4).
Setelah menempuh perjalanan ±30 menit dan dihadang ombak yang lumayan besar, kapal boat akhirnya merapat di dermaga, eh di pantai pasir putih bukan di dermaga :D. Disambut oleh rombongan kloter pertama dan langsung nego tempat istirahat dengan warga. Disepakati menyewa rumah dengan harga sewa Rp. 200.000 sampai sore. Setelah menyimpan barang2 dan mempersiapkan peralatan, teman2 mulai berhamburan menuju pantai di bagian barat pulau :D. Kasur angin yang dibeli malam sebelumnya pun ikut saya bawa dan dijadikan pelampung, walaupun ada peringatan untuk tidak digunakan di air :D.
Dengan bekal alat snorkel, teman2 mulai turun ke air mencari spot yang bagus. Saya dan faedal yang pernah ke sini pun berpencar mencari spot yang dulu kami dapati. Akhirnya ketemu juga spot yang banyak karang dan ikan²nya, namun banyak bulu babi di sela² karang. Puas rasanya melihat ikan² berkumpul ketika makanan ikan dikeluarkan. Setelah makanan ikan yang dibawa di dalam botol habis, kami kembali ke pinggir pantai untuk ngemil dan foto² *teteup* 😀
Ketika kembali turun ke air, sempat menginjak sesuatu di air. Ternyata seekor ikan yang mirip ikan pari, namanya ikan sebelah. Mungkin karena panik ikan tersebut malah muncul ke permukaan dan tidak bisa menyelam lagi. Syam menangkap dan membawanya ke daratan, namun kemudian dilepas lagi. Sementara yang lain mulai melanjutkan snorkeling. Mus yang membawa kamera bawah air pun mulai mengambil gambar. Ok, waktunya narsis :D. Karena terlalu asyik foto², made yang maksudnya ingin bergaya malah kena bulu babi yang ada di pinggir² karang. Lumayan banyak bulu babi yang menempel di tangannya:D
Cukup lama kami menikmati pemandangan bawah air di sini. Namun karena angin dan ombak cukup kencang, kadang terbawa arus/ombak. Apalagi beberapa peserta kadang panik ketika tidak menemuikan pijakan *siapa yah?*. Setelah puas, kami kembali ke pinggir pantai, ngemil dan lanjut foto2 :D. Sekitar jam 12 kami memutuskan pulang, setelah sebelumnya membilas badan dengan air tawar *yg agak asin* di sumur dan di kamar mandi rumah yang disewa.
Boat yang ditumpangi waktu datang, sudah menunggu di pinggir pantai. Di sini rombongan lagi² dibagi 2. Boat pertama diisi Vby, Made, Denun&Ny, Unga+Papi+Becce, serta Mus&Ny (8-1). Di boat ke-2 ada Saya, Nanie, Syam, Faedal, Dentaq&Jr serta Dg. Bisot+Ny+3 jrnya (7-4) :D. Dalam perjalanan pulang, ombak tidak besar, namun banyak sampah yang berserakan yang membuat pengemudi boat berhati2 agar tidak merusak baling2 mesin boat. Walaupun berangkat bersamaan dari samalona, ternyata boat pertama lebih cepat sampai di dermaga kayu bangkoa.
Di dermaga kayu bangkoa kami berpisah dengan Denun&Ny serta Made, sementara sisanya melanjutkan perjalanan untuk mengisi kampung tengah di depan benteng Rotterdam. Di sini yang jadi bandar adalah Mus 😀 *ditraktir euy* #anugra. Puas rasanya berlibur bersama teman² Angingmammiri.org. Sayang ada beberapa teman yang tidak bisa hadir. Ada yang membatalkan di saat² terakhir dan ada juga yang sedang berada di luar kota :D.
*foto² dicomot dari FB Denun dan Blognya Mus
Ayo ke Pulau Sandrobengi ramai2 lagi 🙂
mau mau mau, tunggu Dg. Ipul ke semarang lagi baru kita ke sana *wakakaka*
Ayo ke Pulau Sandrobengi ramai2 lagi 🙂
mau mau mau, tunggu Dg. Ipul ke semarang lagi baru kita ke sana *wakakaka*
huhuhuhuhu..
bikin iri..
tapi tak apalah..kalau kalian senang, saya juga ikut senang
kurang berkesan tanpa kehadiranmuhhh #eaaa
huhuhuhuhu..
bikin iri..
tapi tak apalah..kalau kalian senang, saya juga ikut senang
kurang berkesan tanpa kehadiranmuhhh #eaaa
waaaaa, menyenangkan sekali. banyak foto pula. 😀
sengaja banyakin foto², biar pada iri *wakakaka*
waaaaa, menyenangkan sekali. banyak foto pula. 😀
sengaja banyakin foto², biar pada iri *wakakaka*
Salah satu kebudayaan Indonesia yg terus dipertahankan *budaya ngaret* hehe…budaya ini sempat ditanyakan ke salah seorang teman oleh seorang temannya yg asli swedia yg hadir waktu acara Indonesian night desember kmren krn acaranya telat hampi 1 jam karena para tamu undangan (kebanyakan org indo yg udh lama di swedia) belum datang. Bingung harus jawab apa, akhirnya dia bilang “ini memang budaya indonesia, acara di buat molor dg tujuan para tamu bisa saling beramah tamah dulu” Nice answer….wkwkkwk….
selain jalan2 mungkin bisa skalian bersih2 di pantai, banyak sampah kan…? biar t4 tinggal ikan2 dan terumbu karangnya bersih dan sehat. so g punah…hehehe….
makanya klo di negeri orang, lestarikanlah budaya kita *hahaha*
eh itu pantainya lumayan bersih kok, cuma banyak pecahan karang yang terbawa ombak 😀 *ngeles*
Salah satu kebudayaan Indonesia yg terus dipertahankan *budaya ngaret* hehe…budaya ini sempat ditanyakan ke salah seorang teman oleh seorang temannya yg asli swedia yg hadir waktu acara Indonesian night desember kmren krn acaranya telat hampi 1 jam karena para tamu undangan (kebanyakan org indo yg udh lama di swedia) belum datang. Bingung harus jawab apa, akhirnya dia bilang “ini memang budaya indonesia, acara di buat molor dg tujuan para tamu bisa saling beramah tamah dulu” Nice answer….wkwkkwk….
selain jalan2 mungkin bisa skalian bersih2 di pantai, banyak sampah kan…? biar t4 tinggal ikan2 dan terumbu karangnya bersih dan sehat. so g punah…hehehe….
makanya klo di negeri orang, lestarikanlah budaya kita *hahaha*
eh itu pantainya lumayan bersih kok, cuma banyak pecahan karang yang terbawa ombak 😀 *ngeles*
sebenarnya sdh pernahmeka mampir disini…dan membawa perasaan cemburu…hehehe
suatu hari sy mau ke sana juga…:D
ahahah cemburu kenapa daeng? hehehe
diagendakan ke samalona klo pulang ke makassar 😀
*siap² jadi guide bersama anak² AM*
sebenarnya sdh pernahmeka mampir disini…dan membawa perasaan cemburu…hehehe
suatu hari sy mau ke sana juga…:D
ahahah cemburu kenapa daeng? hehehe
diagendakan ke samalona klo pulang ke makassar 😀
*siap² jadi guide bersama anak² AM*